Selasa, 27 September 2011

ARTI DARI PACARAN ITU APA SIH ?

ARTI PACARAN

Sebenarnya menurut anda "pacaran" itu apa sih? Ada banyak konsep tentang "pacaran"
di benak kita. Dalam forum diskusi pun hal ini masih menjadi perdebatan. "Pacaran"
ada yang diartikan sebagai hubungan yang dijalani ketika seorang pria dan seorang
wanita saling menyukai satu sama lain dan ingin menjajaki kemungkinan untuk
melangkah ke hubungan yang lebih serius lagi, atau sebagai status yang
me"legal"kan mereka untuk merasa bebas saat terlihat selalu berdua dan saling
mengungkapkan ekspresi sayang, atau hubungan yang dijalani sebagai kesempatan
untuk mengenal lebih dalam seseorang yang akan menjadi suami atau istri mereka di
kemudian hari.
Istilah "pacaran" sendiri memang hanya sekedar istilah, tapi yang penting adalah
apa motivasi dari dan apa yang dilakukan dalam fase hubungan itu.
Kalau mau jujur, pernah nggak anda merasa lelah menjalani "pacaran" yang putus
sambung, baik dengan orang yang sama atau dengan beberapa orang yang berbeda? Atau
mungkin bosan menjalani "pacaran" yang hanya coba-coba, memulai hubungan spesial
dengan harapan-harapan indah tentang masa depan dengan si dia, tapi ternyata di
tengah jalan harus putus karena ketidakcocokan, atau karena konflik yang
berkepanjangan, atau karena ternyata si dia baru ketahuan "belang"nya setelah
"pacaran". Lalu apa yang anda perbuat selanjutnya?
Ijinkan saya menceritakan satu kisah, dan dari kisah ini mungkin anda mendapat
"modal awal" untuk mendefinisikan kembali arti dari "pacaran" yang ingin anda
jalani.
Seorang pria dan wanita berkenalan, memulai semuanya dari hubungan pertemanan
biasa, bersama-sama dengan orang-orang lainnya. Mereka terlibat dalam suatu
komunitas yang sehat, yang memungkinkan mereka untuk saling berinteraksi dan
saling mengenal sudut pandang dan karakter masing-masing secara umum dalam kondisi
yang wajar. Kemudian salah satunya mungkin menyadari bahwa dia mulai menyukai yang
lain... tapi dia tidak terburu-buru melakukan pendekatan secara eksklusif, dia
hanya mulai bercakap-cakap lebih banyak untuk mengenal si dia lebih lagi, tapi
masih dalam batas pertemanan atau persahabatan yang wajar. Tidak lupa, dia juga
mulai melibatkan Tuhan sejak awal. Waktu terus berjalan, dan setelah mereka terus
berinteraksi (baik secara berdua maupun dengan lingkungan pergaulan masing-
masing), mereka menemukan bahwa ternyata mereka saling melengkapi (dan saling
menyukai tentunya) dan mereka akhirnya memutuskan untuk "pacaran", setelah mereka
saling mengetahui prinsip hidup masing-masing, karakter, dan hal-hal esensi lain
yang dibutuhkan untuk mempertimbangkan apakah seseorang ini akan menjadi pasangan
yang tepat yang ingin mereka nikahi kelak.
Tentunya dalam kenyataan yang terjadi tidak sesederhana itu, karena memang kisah
setiap orang berbeda-beda. Namun dengan konsep "pacaran" seperti itu, setidaknya
kemungkinan untuk jadian-bubar atau putus-sambung bisa lebih diminimalisir, karena
tujuannya bukan coba-coba, tapi masa "pacaran" dipandang sebagai masa untuk
mengenal lebih dalam calon suami atau calon istri. Karena masa perkenalan dan juga
pertimbangan untuk berkomitmen serius itu dilakukan sebelum "pacaran", maka dengan
begitu keputusan yang diambil pun serius dan sudah dipertimbangkan cukup matang.
Berbeda dengan konsep asal suka sama suka dan kenal hanya "kulit luar"nya saja
lalu cepat-cepat memutuskan untuk "pacaran". Konsep yang terakhir inilah yang
sering digembar-gemborkan oleh media, yang akhirnya juga membuat banyak dari kita
terpengaruh. Kalau kita melihat ada seorang pria dan wanita yang sedang "dekat",
kita langsung mengajukan pertanyaan menggoda, "Kapan nih jadiannya?" atau "Udah...
jadian aja... tunggu apalagi sih?" Sehingga terkesan bahwa "pacaran" itu adalah
sesuatu yang remeh, yang bisa diputuskan begitu saja kalau ternyata tidak sesuai
dengan keinginan atau harapan sebelumnya. Bahkan parahnya, pernikahan sekarang ini
juga banyak dipandang sama seperti "pacaran", terbukti dengan maraknya kasus
perceraian di media... Inikah jenis relationship yang sebenarnya kita inginkan?
Dalam hubungan khusus antara seorang pria dan wanita, tentunya ada perasaan yang
terlibat, tepatnya hati kita ikut terlibat. Jika sebuah hubungan yang sudah
dijalin itu diputuskan, pasti ada sebagian hati kita yang terluka. Adalah tanggung
jawab kita sendiri untuk menjaga hati kita, karena hati kita memotivasi setiap

tindakan yang kita lakukan. Itulah sebabnya dikatakan dalam Amsal 4:23: "Jagalah
hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."
Hanya satu yang perlu diingat, bahwa ada konsekuensi dalam setiap pilihan yang
kita buat. Dalam sebuah relationship, keputusan yang diambil akan mempengaruhi
bukan saja diri anda sendiri, tapi juga orang lain yang terlibat dalam hubungan
tersebut. Karena itu, sangatlah penting untuk bersikap bijaksana dalam hubungan
yang menyangkut hati ini.
Adakah Pacar Sempurna??

Adakah pacar yang sempurna???
Ditanya demikian oleh seorang temanku, aku cuman nyengir aja Bukan karena gak
bisa jawab tapi pertanyaan itu sudah ke 9 kali dia tanyakan kepadaku selama
beberapa hari berturut-turut.
Jika aku jawab, maka aku akan menjawab ada pacar yang sempurna. Tapi aku tidak
menjamin bahwa pacar yang sempurna itu bisa menjadi suami / isteri yang sempurna.
Kenapa demikian?
Kalo menurut ustad Fauzil Adhim, seorang pacar hanya bisa menjadi pacar yang
sempurna, karena dia hanya bisa berperan sebagai pacar saja. Saat akhirnya
menikah, maka belum tentu dia akan bisa menjadi suami/istri yang sempurna karena
memang tidak pernah di latih untuk jadi suami/istri. Dan akhirnya adalah masa
penyesuaian kembali pada kedua pihak.
Jadi…..kenapa mesti ragu untuk menikah saat ini juga?

(pertanyaan ini untuk semua yang berpacaran dan mengikat hubungan tanpa bisa
menargetkan kapan akan menikah. Mungkin dia, mungkin juga kamu, atau mungkin juga
aku termasuk didalamnya)
Pacar Ideal Dalam Mimpi
Asyik apabila mendapat pacar ideal, tetapi kalau hanya dalam mimpi, mau tunggu
sampai kapan?

Kehidupan manusia memiliki alur, bila manusia sudah sampai "umur", baik laki-laki
maupun perempuan, akan memasuki tahap pacaran. Dimana tahap ini dimulai dengan
proses mencari pasangan. Cara, syarat dan cita-cita berbeda satu sama lainnya.

Bagaimana kriteria laki-laki untuk mendapatkan pacar? Biasanya laki-laki
menginginkan perempuan yang berwajah manis, cantik, tubuh menawan, sabar dan
pengertian. Sedangkan kriteria perempuan untuk mendapatkan pacar biasanya
mengharapkan laki-laki yang pandai, berpendidikan tinggi, kaya, gagah, penyanyang,
suka humor, bermoral, dan satu hati dalam percintaan (berkomitmen tinggi).
Padahal dalam kenyataan, mengejar pacar ideal rasanya seperti dalam film bioskop
atau cerita drama romantis, jauh dari kenyataan.
Andaikata anda sedang menunggu orang yang sebetulnya tidak ada, seperti dalam film

romantis, maka anda akan lebih lama meneruskan rasa kesepian.
Tao mengajarkan kita untuk fleksibel.
Sikap pacaran yang benar adalah harus bisa mengenali diri sendiri dahulu,
mengetahui kelebihan dan kekurangan diri, jika perlu introspeksi diri.
Bila jodoh datang, tetapi anda hanya mau menerima yang ideal seperti dalam film
romantis, maka hiduplah dalam dunia mimpi.
Jika anda sudah mendapatkan jodoh, tetapi tidak disertai suatu usaha dan tindakan,
maka hiduplah dalam dunia mimpi.
Karena apabila sikap berkhayal yang terus dipakai, maka pacar yang diidamkan hanya
bisa didapat dalam dunia mimpi.

PACAR PERTAMA
Hmmm…ngomongin tentang pacar pertama rasanya enak banget, apalagi kalau kisah-
kisahnya dulu yang pegang pinggang waktu naik motor,nonton bioskop sambil pegangan
tangan, sampe berteduh diguyuran hujan yang dingin-dingin tapi empuk, semuanya itu
dilakukan untuk pertama kalinya. Cerita ini saya dedikasikan untuk pacar pertama
saya yang sekarang tidak bersama saya lagi, semoga ini bisa menjadi cerita yang
asyik apabila ia membacanya. Lets cekedaut!!
Welly Novarius itu nama pacar pertama saya. Saya jatuh hati pada dirinya saat
pertama kali bertatap muka (ceilah..cinta pada pandangan pertama ceritanya), dari
situ saya udah kesemsem banget sama si Welly. Manis, pintar, dan tentunya cantik,
itulah yang ada di otak saya sewaktu pertama kali bertemu pada saat hari lebaran 3
tahun yang lalu. Terimakasih kepada teman sd saya Terry yang telah memperkenalkan
temannya tersebut (welly) kepada saya, padahal saya yakin Terry itu juga suka sama
saya (GR mode on). Mungkin memang sudah jalannya saya bisa berkenalan lebih dekat
dengan si Welly, karena waktu dia kerumah saya dulu, tidak sengaja saya bisa
mendapatkan nomer handphonenya dengan begitu kegiatan yang dinamai PDKT bisa
dilaksanakan dengan lancar.
Pagi siang dan malam saya dan Welly berSMSan ria, dan sewaktu itu saya menggunakan
kartu yang saat itu paling bagus untuk sms karena gratis apabila sms ke provider
yang sama, dan sekali lagi saya merasa si Welly juga suka sama saya karena dia mau
aja mengganti nomer handphonenya pake kartu seperti saya juga (dengan alasan bisa
gratis). Saya akhirnya memberanikan diri untuk mengirim sms yang menyatakan bahwa
saya suka sama dia, kira-kira smsnya kayak gini “Wel, kita nonton yuk??!!”…
heheheheeh, saya pikir itu sudah memberikan isyarat bahwa saya suka sama dia. Dan
dia pun mengiyakan.
Hari minggu tepatnya saya pertama kali mengajak si Welly nonton, dengan penampilan
yang menurut saya paling top saya menjemput dia. Rumah Pondok Indah, itulah film
yang saya tonton sewaktu itu bersama Welly, dengan berpindah tempat bioskop
sebanyak 2 kali akhirnya saya berhasil mendapatkan tiket film RPI yang ramai nian.
Dingin dan akhirnya salaing berpegangan tangan, itulah yang saya lakukan waktu
nonton. Filmnya nggak ngeri-ngeri banget tapi herannya jantung saya deg-deg’an
dengan lancar karen satu setengah jam pertunjukkan tersebut berasa hanya sebentar
sekali. Disanalah tepatnya saya bisa dikatakan sudah jadian dengan welly, walaupun
tanpa adanya penembakkan.
Masuk kelas 3 SMA saya sudah jarang ketemu dengan welly (maklum menghadapi UAN)
tapi komunikasi tetap jalan walaupun hanya smsan.. Namun rasa bosan nampaknya
membuat saya lupa akan si Welly, dia sms kadang tidak saya bales, dia nelpon
kadang saya hanya dengarkan saja tanpa pernah mencoba nelpon balik ke dia. Satu
bulan lewat setelah kelulusan SMA akhirnya saya menghubungi dia lagi, seperti
biasa basa-basi dulu dengan menanyakan apa kabar, dan apa jawaban dia…dia tidak
menjawab apa-apa karena nomer handphonenya tidak aktif lagi. Banyak jalan menuju
AC.Milan (kenapa tidak roma, karena saya dan welly suka dengan AC.Milan) akhirnya
saya menelpon rumahnya, dan alhamdulillah dia masih mau bicara dengan saya. Maaf,
memberikan alasan, dan akhirnya keadaan mulai membaik kembali.

Kita jalan bareng lagi waktu melihat tempat ujian SPMB kita, saya dan Welly
tempatnya berbeda tapi berdekatan. Setelah melihat tempat SPMB kita jalan ke danau
OPI, hujan saat itu malah membuat suasana menjadi hangat, berteduh di tempat kecil
sambil menunggu hujan reda dengan makan jagung yang nggak enak tapi mahal sekali

Mau tau tanda-tanda cowok suka sama kamu. Coba perhatikan beberapa tanda-tanda
umumnya. Cara mereka tersenyum, menatap kamu, dan tertawa, bisa jadi satu tanda
lho. Bukan cuma dari itu saja, cara mereka memperlakukan kamu atau berpegang
tangan bahkan berargumen ternyata bisa jadi petanda.
Sekarang, hanya tinggal menanggapi dan perhatikan lebih dalam lagi. Jika benar ada
perhatian dari si dia, dan kamu hendak menerimanya. Kenapa tidak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika berkenan silahkan komen nya